KomnasAnak.com, NASIONAL - World Health Organization (WHO) menyatakan adanya ancaman lain
bagi anak dalam masa wabah COVID-19. Menurut WHO sekitar 13 juta anak-anak di
dunia hidupnya terancam karena keterlambatan imunisasi rutin. Imunisasi rutin
tersebut antara lain untuk penyakit polio, campak, kolera, demam kuning, dan
meningitis.
Direktut Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan
data dari aliansi vaksin global (GAVI) melaporkan terjadi kekurangan vaksin polio,
campak, kolera, demam kuning, dan meningitis di 21 negara. Kekurangan vaksin
ini diakibatkan dari penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan selama
pandemi COVID-19.
“Anak-anak mungkin berisiko relatif rendah terhadap COVID-19
dan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh novel coronavirus, tetapi dapat
beridiko tinggi dari penyakit lain akibat tidak mendapatkan layanan vaksinasi
selama wabah COVID-19,” kata Tedros, di Jenewa, Swiss, Senin (27/4/2020).
WHO prihatin dengan meningkatnya jumlah kematian anak di
Afrika, Amerika Latin, Asia, dan beberapa negara di Eropa Timur sebab
terbatasnya layanan kesehatan termasuk imunisasi bagi anak-anak.
“Wabah COVID-19 mengancam layanan kesehatan normal, terutama
imunisasi untuk anak-anak di negara-negara miskin,” ujar Tedros.
Saat ini, jumlah kasus malaria di Afrika sub Sahara
dilaporkan meningkat dua kali lipat, dibandingkan kondisi normal sebelum wabah
COVID-19. Hal itu semakin mengkhawatirkan karena WHO memperkirakan wabah Corona
masih jauh dari selesai.
Terkait dengan itu, WHO terus mendorong negara-negara
pendonor untuk mendukung negara-negara yang kekurangan vaksinasi untuk
anak-anak. Menurutnya, GAVI membutuhkan dana US$ 7,4 miliar atau sekitar Rp
113,830 triliun untuk mengimunisasi 300 juta anak dengan 18 vaksin pada 2025.
“Ketika vaksinasi turun, wabah akan semakin banyak. Kita memiliki
jalan panjang di depan dan banyak pekerjaan untuk harus dilakukan untuk
mengatasi wabah ini dan mencegah gelombang kedua wabah COVID-19 dengan tindakan
yang benar,” tambah Tedros menegaskan.
Pakar kedaruratan utama WHO, Mike Ryan, menambahkan
negara-negara Amerika Latin juga mengalami krisis vaksinasi, namun sulit
dilakukan pelacakan karena penutupan perbatasan dan larangan perjalanan yang
diberlakukan pemerintah terkait pencegahan penyebaran wabah COVID-19.
(Editor: Melina Nurul Khofifah)
0 Komentar