![]() |
Kriminolog Haniva Hasna, M. Krim (Foto: Dok. Haniva) |
KomnasAnak.com, NASIONAL - Kekerasan yang dilakukan oleh anak tidak dilakukan tanpa
sebab. Seperti pada remaja perempuan (NF) yang menghilangkan nyawa seorang anak
5 tahun. Sebelumnya, NF diduga mendapat pengaruh buruk dari film yang ditonton.
Namun, terungkap fakta NF ternyata merupakan korban kekerasan seksual oleh orang
terdekatnya.
Menurut kriminolog Haniva Hasna perilaku kekerasan oleh anak
remaja bisa dipengaruhi oleh kurangnya bekal mental yang dimiliki oleh anak.
“Anak-anak remaja tidak pernah mendapat latihan fisik dan
mental yang sangat diperlukan untuk hidup susila. Mereka tidak dibentuk dengan
kontrol diri dan pembelaan diri yang baik,” ujar Haniva melansir Medcom.id.
Mental kuat perlu dibentuk sejak kanak-kanak. Pada usia
inilah anak dapat belajar menjalani kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi
membentuk psikologi mereka. Bila tidak dibentuk sejak dini, anak akan sulit
mengendalikan diri, baik pola pikir hingga tingkah laku.
“Anak menjadi bingung, risau, sedih, malu, sering diliputi
perasaan dendam dan benci. Pada kondisi tertentu, saat tidak bisa membendung
kemarahan, mereka akan melakukan perilaku delinquen (perilaku
nakal/menyimpang),” jelas Haniva.
Dalam kasus NF, Haniva beranggapan bisa saja NF ingin bercerita
kepada orang tuanya ketika menjadi korban kekerasan seksual. Namun, niat itu
urung dilakukan karena tidak ada perhatian dan kasih sayang.
“Padahal bila dia bisa menyampaikan pada orang tua, maka dia
akan segera mendapat perlindungan dan penguatan. Namun apa daya ketika semua
derita dilalui sendiri, NF merasa semakin lemah, tidak berdaya menghadapi
ancaman dan perilaku dursila yang dilakukan oleh orang di sekitarnya,” ujarnya.
(Editor: Melina Nurul Khofifah)
0 Komentar