![]() |
(Foto: FamilyEducation) |
Hal ini karena adanya kebijakan pembatasan sosial yang mengakibatkan penutupan sekolah untuk
menghentikan penyebaran COVID-19 yang semakin meluas.
“Jumlah anak, remaja, dan dewasa yang tidak bersekolah atau
kuliah karena COVID-19 melonjak,” demikian penjelasan UNESCO dalam website resminya.
Hampir semua negara terdampak telah menutup instansi
pendidikannya dalam upaya mengatasi pandemi global yang telah mengifeksi lebih
dari 4 juta orang di seluruh dunia pada pertengahan Mei 2020. Akibatnya banyak
anak-anak menjalani kegiatan sekolah dan belajar di rumah.
“Kita menghadapi situasi yang tidak biasa dengan sejumlah
besar negara terkena dampak masalah yang sama pada waktu bersamaan,” kata
Asisten Direktur Jenderal UNESCO Stefania Giannini pada Aljazeera, melansir
Tirto.id, Kamis (14/5/2020).
“Kita perlu bersatu tidak hanya untuk mengatasi konsekuensi
pendidikan langsung dari krisis ini, tetapi untuk membangun ketahanan jangka panjang
dari sistem pendidikan,” tambahnya.
Masalah tentu akan muncul akibat perubahan sistem
pembelajaran yang begitu mendadak ini. Kini, anak-anak yang ‘dirumahkan’
terpaksa harus belajar mandiri di tengah tekanan mental akibat ketidakpastian
situasi pandemi.
Oleh karena itu, UNESCO mengeluarkan selebaran atau pamphlet
berjudul “Quick Tips to Support your
Children in Learning at Home” yang tersedia dalam versi bahasa Inggris dan
bahasa Arab, berisi panduan mendukung kegiatan belajar dari rumah untuk
anak-anak.
Bagi para orang tua, berikut tips mengatur kegiatan belajar
anak-anak di rumah versi UNESCO:
1. Atur rutinitas
harian secara terstruktur agar anak punya waktu belajar
Pastikan anak mempunyai kepastian waktu belajar, tempat
tenang, dan jadwal pasti untuk rutinitas bermain, makan, istirahat, dan tidur. Pastikan
orang tua selalu mengawasi anak di saat mereka sedang menonton TV, bermain gim,
atau internet.
2. Komunikasi dengan
sekolah
Pastikan selalu mengontak pengelola sekolah untuk mencari
informasi terkait materi pembelajaran dan hal lain yang mereka rekomendasikan
untuk kegiatan belajar anak. Komunikasi dengan guru atau pengelola sekolah bisa
dilakukan via telepon, aplikasi pesan, atau mengunjungi situsnya.
3. Awasi dan dukung
proses belajar anak
Dorong anak untuk selalu membaca dan mengkaji ulang materi
pembelajaran dan buku-buku lain. Para orang tua juga bisa meminta anak yang
lebih tua untuk membantu adiknya mengerjakan tugas dari guru.
4. Libatkan anak
secara aktif dalam aktivitas belajar
Berikan apresiasi berupa pujian untuk setiap hal kecil yang
diperoleh anak dari pelajaran. Ajak pula anak untuk merefleksikan apa yang ia
dapat dari belajar ke dalam kehidupan sehari-hari.
5. Dukung anak untuk
rajin bertanya
Ulas kembali materi yang telah dipelajari anak, lalu minta
mereka bertanya tentang sesuatu yang belum dipahami. Kemudian, jawab pertanyaan
anak secara menarik, agar mereka terdorong untuk bertanya lagi.
6. Gunakan metode
pembelajaran yang bervariasi
Dorong anak untuk dapat meningkatkan skill belajar mandiri
mereka, dan gunakan internet untuk mencari bahan pembelajaran, referensi serta
metode yang bervariasi. Catat perkembangannya dan lihat sejauh mana anak
belajar.
(Editor: Melina Nurul Khofifah)
0 Komentar