KomnasAnak.com, NASIONAL - Deputi Perlindungan Anak Kementerian Perempuan dan
Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Nahar menghimbau orangtua untuk melindungi anak
dari dampak buruk internet.Ilustrasi keluarga bermain internet (Foto: Republika)
“Kita perlu mengenali sisi baik dan sisi buruk internet.
Bila kita memanfaatkan sisi baik internet, maka nilai positifnya bagi kita akan
semakin banyak dan memudahkan dalam kegiatan sehari-hari,” ujar Nahar dalam siaran
pers di Jakarta, Kamis (18/6).
Nahar menuturkan orangtua dan orang dewasa harus menjadi
teman anak dan mendampinginya, terutama saat anak bermain internet.
Nahar menambahkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam upaya melindungi anak dari pengaruh buruk internet, salahsatunya bahaya
kejahatan siber.
“Bantu anak mengenali perbuatan atau praktik penggunaan
internet yang melanggar hukum. Kemudian, batu anak-anak yang menjadi korban,
pelaku, atau saksi kejahatan daring dengan memastikan mendapatkan pendampingan
psikososial,” tuturnya.
Pendampingan psikososial bisa didapatkan melalui Pusat
pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan
Perempuan dan Anak (UPTD PPA), atau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A).
“Pemenuhan kebutuhan anak erdampak persoalan internet harus
dipastikan, bukan hanya bantuan melainkan juga pendampingan, layanan
psikososial, dan lain-lain. Jangan biarkan anak-anak berhadapan dengan hukum
tidak didampingi,” katanya
Seruan agar orangtua ikut mendampingi dan melindungi anak
dalam bermain internet juga disampaikan oleh Manajer Program ECPAT Indonesia
Andy Ardian dan pendiri Yayasan Sejiwa Diena Haryana. Hal tersebut disampaikan
dalam seminar daring bertajuk “Aku Netizen Unggul-Teman Anak” yang masuk dalam
rangkaian kegiatan menyambut Peringatan Hari Anak Nasional.
Andy Ardian mengatakan pendidikan internet pada anak dan
orang tua harus dilakuka berulang kali karena informasi yang masuk semakin
banyak dan berkembang.
“Internet memang tidak dirancang untuk pengguna anak. maka
dampak internet harus diedukasikan oleh orang tua kepada anak agar bisa menjaga
diri dan terhindar dari risiko-risiko negatif dari internet dan bisa
mengoptimalkan penggunaan internet dengan baik,” katanya.
Sementara itu, Diena menyebutkan perundungan sebagai salah
satu permasalahan yang paling banyak terjadi pada anak di internet. Hanya karena
hal sederhana yang menjadi bahan perundungan, seorang anak bisa merasa sangat
tertekan.
“Perundungan daring tidak bisa berhenti sendiri. Harus dicegah
dan diatasi bersama. Lingkungan sekitar anak tidak boleh tinggal diam. Perundungan
daring bukan sesuatu yang main-main karena dampaknya sangat besar,” ujar Diena.
0 Komentar