KomnasAnak.com, NASIONAL - Kondisi klinis mayoritas anak-anak yang terinfeksi virus
corona di 26 negara dilaporkan lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa. Hal
ini merujuk pada tinjauan studi penelitian yang diterbitkan selama empat bulan
pertama pandemi.Ilustrasi anak bermain di taman (Foto: Detikhealth)
Peneliti di Long School of Medicine di Pusat Ilmu Kesehatan
Universitas Texas, San Antonio telah melakukan studi tinjauan sistematis
terbesar terhadap anak-anak dan remaja yang terinfeksi virus corona. Studi ini
elibatkan data klinis lebih dari 7.500 pasien.
Temuan yang diterbitkan dalam EClinicalMedicine, jurnal The
Lancet ini memaparkan hampir seperlima populasi anak dengan COVID-19 tidak
menunjukkan gejala apapun, dan 21 persen anak-anak menunjukkan tanda-tanda
kerusakan jaringan pada paru-paru.
Studi tersebut juga menemukan sekitar 5,6 persen anak
mengidap koinfeksi seperti flu dan hanya 3,3 persen anak positif COVID-19 yang
dirawat di ICU.
“Data ini kami kompilasi dari 131 penelitian dan mencakup
7.780 pasien usia anak,” ujar penulis senior studi Alvaro Moreira, MD, MSc,
asisten professor pediatric di UT Health San Antonio, dikutip dari Sciene
Daily.
Studi tersebut menemukan gejala virus corona pada anak yang
paling mirip dengan orang dewasa adalah demam dan batuk yang dialami oleh 59
persen pasien anak.
Dari 233 partisipan, terdapat 152 anak dengan catatan medis mengidap
sistem kekebalan tubuh lemah, autoimun, atau punya penyakit jantung dan
pernapasan.
“Meski kami mendengar adanya komplikasi parah tentang
penyakit ini pada anak-anak, hal tersebut sangat langka,” sebut Moreira.
Berdasarkan hasil laboratorium dari studi yang ditinjau,
para ilmuwan menyebut terdapat beberapa pasien COVID-19 memiliki tingkat
molekul abnormal yang menandakan peradangan pada tubuh.
Untungnya, hanya sebagian kecil pasien yang memiliki inklusi
sindrom inflamasi multisystem. Kondisi ini seperti gejala parah virus corna
yang terlihat pada orang dewasa.
Para ilmuwan mengatakan gagal ginjal terlihat pada 9 pasien
anak, gagal hati juga diidap 9 anak, dan 19 pasien anak mengalami syok. Terdapat
42 pasien anak yang juga harus menggunakan ventilator.
Meskipun penelitian tinjauan ini memberi bukti bahwa
anak-anak terinfeksi virus corona memiliki kondisi yang lebih baik secara
keseluruhan, para peneliti tetap menganjurkan studi lanjutan untuk
mengkonfirmasi temuan tersebut.
“Untuk lebih memahami pasien mana yang berisiko lebih tinggi
mengalami peradangan parah dan kegagalan multi-organ,” pungkasnya.
0 Komentar