![]() |
Keluarga Darius Sinathrya (Foto: Medcom.id) |
Hal tersebut disadari oleh pasangan selebriti Darius
Sinathrya dan Donna Agnesia. Keduanya terus bekerjasama meningkatkan kemampuan
komunikasi mereka dengan anak. Sejauh ini, kata Darius, mereka memiliki komunikasi
yang terbuka.
“Buat saya sama Donna, parenting itu adalah proses yang
sangat panjang dan setiap hari kita belajar hal baru bagaimana handle anak-anak
dan berkomunikasi dengan mereka,” ujar Darius dalam webinar Tangkas Berinternet
di Youtube Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
“Puji Tuhan so far kami di keluarga, saya dan Donna cukup
nyaman berkomunikasi dengan anak-anak walaupun kadang anak-anak lebih suka
datang ke Donna untuk curhat. Kalau sama bapaknya lebih ke hal general,”
sambungnya.
Darius lanjut memaparkan beberapa tips yang bisa dicontoh oleh
orangtua:
Berbagi peran
Darius mengaku anaknya lebih nyaan bercerita hal-hal
tertentu pada Donna. Kendati demikian, ketika sang ibu tidak bisa menyelesaikan
masalah tertentu, Dairus yang akan mengambil alih.
“Kalau problemnya mamanya sudah tidaj bisa bantuin atau
dikasih tahu anaknya belum mau dengar, biasanya baru saya yang jump in ke
dalam,” jelasnya.
Memberikan ruang pada
anaknya
Saat berkomunikasi, Darius sebisa mungkin tetap menghormati
pikiran anaknya dengan memberikan ruang.
“Dan itu pun saya tetap berusaha kasih ruang ke dia karena
kadang momen remaja emosinya labil terus ada banyak pemikiran-pemikiran baru
yang berkembang,” terang Darius.
Tidak mengontrol
Darius dan Donna sebisa mungkin untuk tidak terlalu
mengontrol anaknya terus menerus. Sebab bagi mereka, terlalu mengontrol belum
tentu bisa menyelesaikan masalah anak.
“Yang kita jagain sekarang jangan sampai dia merasa papa
mamanya terlalu berusaha untuk controlling dan akhirya mereka malah menjauh,”
jelasnya.
Momen
Untuk membicarakan hal serius, Darius slalu mengatur waktu
yang tepat dan tak langsung ngomong ke pokok permasalahan. Dia biasanya memulai
dengan percakapan ringan.
“Cari waktu yang tenang, yang santai terus saya tanya dengan
dia. Mulai conversation, tanya pertanyaan yang mulai jadi concern mamanya,”
ujar Darius.
“Misal ada isu yang ingin ia cerita dan ada yang tidak mau
diomongin sekarang. Kalau sudah seperti itu, ‘aku ok ya sudah tak apa, take
your time tami kalau kamu butuh advise, problemnya tak selesai, papa ada disini
untuk bantu kamu’,” lanjutnya.
Menjadi teman untuk
anak
Terakhir, Darius dan Donna sebisa mungkin membangun relasi yang
nyaman. Mereka ingin menyampaikan kepada anak mereka bahwa mereka juga adalah
teman yang bisa diajak berbagi pikiran.
“Kita berusaha membangun komunikasi tidak hanya seperti
orangtua tapi juga sebagai teman dan parenting itu seperti main layang-layang,
jadi kita harus tahu kapan harus naik dan kapan harus ngulur. Tidak bisa tarik
terus, makin ditarik dia akan goyang,” jelasnya.
“Itu yang perlu belajar kita tak tahu momennya tepat apakah
di saat sekarang ini kita harus tarik atau ulur tapi by the time harusnya kita
bisa lebih aware, lebih punya sensitivitas memahami karakter anak,” pungkas
Darius.
0 Komentar