KomnasAnak.com, NASIONAL - Banyak orangtua menilai perilaku anak dari dua sisi, yaitu positif
atau baik dan negatif atau buruk. Namun, hanya sedikit yang memahami alasan di balik
perilaku tersebut. Hal ini mengakibatkan kesalahan pendekatan pola pengasuhan.Ilustrasi Anak dan Orangtua (Foto: Tempo.co)
Psikolog anak dan remaja sekaligus Founder dan Direktur
Jakarta Child Development Center (JCDC), Nadia Emanuella Gideon, menyatakan
perilaku anak seperti berteriak, menarik-narik, dan memukul sering dianggap
sebagai bad behavior. Menurutnya, orangtua
harus paham pemicu perilaku tersebut dan tidak terburu menyatakannya perilaku
negatif.
“Padahal semestinya kita perlu memahami jika pasti ada sesuatu
yang terjadi di balik perilaku yang dianggap negatif,” kata Nadia dalam
keterangan tertulisnya, Minggu (19/7).
Pola pengasuhan orangtua dapat pula menentukan perilaku anak.
Banyak orangtua menerapkan sistem reward
and punishment (hadiah dan hukuman). Orangtua akan memberikan hadiah jika
anak berperilaku baik, dan sebaliknya anak akan diberikan hukuman jika
berperilaku buruk. Pola pengasuhan tersebut membuat anak berorientasi pada
hadiah dan bukan perilaku baik itu sendiri.
“Artinya perilaku baik dimunculkan karena adanya motivasi
dari luar. Ketika anak rajin belajar akan dapat mainan, ketika tidak ada mainan
anak tidak mau rajin belajar,” kata Nadia.
Menurut Nadia, perkembangan anak perlu dimulai dan didasari
adanya interaksi dan koneksi hangat antara anak dengan orangtua ataupun orang
dewasa di sekitar anak.
Salah satu pendekatan yang terbukti berhasil membantu
mengatasi perilaku buruk pada anak dan mendorong optimalisasi perkembangannya yakni
DIR Floortime.
DIR Floortime (Developmental,
Individual-differences, & Relationship-based model) yaitu pendekatan
yang mendorong perkembangan anak dan memahami serta mendorong keunikan individu
didasari proses menyenangkan dan berbasis interaksi antara anak dengan orang
disekitarnya untuk mendorong potensi anak terpenuhi.
“Hubungan tersebut dilihat sebagai bensin dari perkembangan
anak,” kata Nadia.
Pendekatan ini melihat perkembangan saraf, keunikan setiapp
individu, dan tidak hanya terfokus pada perubahan perilaku saja, tetapi juga
mengoptimalkan perkembangan dan meningkatkan kualitas hidup anak.
Mereka dengan kelainan perkembangan, trauma, memiliki
permasalahan dalam emosi dan autisme biasanya menjadi anak yang mendapat banyak
manfaat dari pendekatan ini.
DIR Floortime disebut efektif mengembangkan kemampuan anak.
Selain itu, pendekatan ini mudah dilakukan di rumah sehingga mengurangi tingkat
stres dan keresahan orangtua.
“Hal itu juga dipaparkan melalui bukti-bukti penelitian yang
dilakukan secara luas dalam kasus-kasus perkembangan, trauma, emosional, dan masalah
lainnya,” demikian kata Nadia.
0 Komentar