KomnasAnak.com, NASIONAL - Ajakan untuk tidak membebani siswa dengan banyak tugas kembali disuarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
“PJJ hadir memberi pengalaman belajar yang bermakna, tanpa
membebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas
maupun kelulusan,” ucap Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Kemendikbud Evy Mulyani di Jakarta, Senin (2/11).
Evy mengatakan, aktivitas dan tugas pembelajaran dapat
bervariasi dengan memperhatikan kondisi psikologis siswa, minat dan kondisi
masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses dan fasilitas
belajar di rumah.
Kemendikbud mengimbau kembali sebagai tanggapan atas meninggalnya
peserta didik jenjang SMA di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dan peserta
didik jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara,
Oktober lalu. Meskipun meninggalnya peserta didik di Gowa diklarifikasi bukan
karena PJJ, Kemendikbud menyampaikan ucapan duka dan kembali mendorong
kolaborasi semua pihak meringankan beban belajar anak.
“Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilaksanakan pada masa
pandemi karena mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan
dan masyarakat lluas,” ungkap Evy.
“Di saat yang sama, kita harus tetap memastikan pembelajaran
tetap berjalan di masa pandemi untuk menjamin hak anak-anak atas pendidikan,”
lanjutnya.
Selain itu, Kemendikbud juga mengembangkan metode belajar di
luar jaringan seperti belajar dari rumah di TVRI, radio edukasi Kemendikbud,
dan berbagai modul sederhana bagi guru, orangtua, dan siswa sehingga dapat
belajar mandiri berkolaborasi dengan guru dan orangtua. Ada juga beberapa daerah
menggunakan radio lokal yang disiarkan guru sekolah, ataupun guru yang
berkeliling ke rumah siswa.
Kolaborasi beberapa pihak dibutuhkan untuk terus menjamin
terlaksananya pendidikan. Terutama karena pendidikan menjadi urusan
pemerintahan konkuren, yaitu urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah
pusat dan daerah. Pemerintah daerah melalui dinas pendidikan yang
mempertanggungjawabkan Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah harus
berinovasi untuk menjalankan pendidikan sesuai kekhasan daerah masing-masing.
“Kepala daerah, kepala satuan pendidikan, orangtua, guru,
dan masyarakat tentunya harus bergotong royong mempersiapkan pembelajaran di
masa pandemi ini. Dengan semangat gotong-royong di semua lini, kita pasti mampu
melewati semua tantangan ini,” kata Evy.
(Editor: DM)
0 Komentar