KomnasAnak.com, NASIONAL - Datangnya pandemi telah mengurangi aktivitas anak-anak di luar rumah. Banyak dari mereka yang akhirnya menjadikan gawai sebagai temannya bermain dan belajar.
Namun, psikolog anak dan pendidikan Elizabeth Santosa
mengingatkan kepada orangtua untuk tidak sering menjadikan gawai sebagai teman
main anak. Ia menjelaskan, gawai tidak dapat menstimulisasi kreativitas anak.
Oleh karena itu, orangtua sebaiknya membiarkan anak berpikir sendiri untuk
mendorong kreativitas.
“Kasih kardus atau spidol, terserah nanti itu mau jadi apa. Nanti
kalau anak-anak menyerah, baru kita ajak untuk bikin sesuatu bersama-sama. Tapi
kalau selalu dibantu, dan diberikan terlalu banyak fasilitas, kemampuan
kreativitasnya tidak berkembang, tidak terstimulasi, harus ada sesuatu yang
menstimulus,” papar Elizabeth dalam Dialog Produktif bertema Pandemi Tak
Halangi Kreasi yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan pemulihan
Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (11/12).
Dalam proses menjadi kreatif, pendiri Komunitas PRAKADUS
Muhammad Luqman Baehaqi menambahkan, orangtua dan anak tidak perlu memikirkan bagaiman
hasil akhir karyanya, melainkan harus fokus untuk menjadi baik dari hari ke
hari.
“Saya sebenarnya lebih senang mengatakan, bahwa ketika kita
tahu alasan untuk melakukan sesuatu, anak-anak juga turut merasakan apa yang kita
rasakan. Ini lebih baik daripada sekadar mencari tahu apa yang harus kita
lakukan,” kata Luqman.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Elizabeth yang meminta pada
orangtua untuk bertahan sedikit lebih lama sementara pemerintah menyiapkan
vaksin COVID-19.
“Menurut saya, setiap pembelajaran itu bisa kita dapat dari
kehidupan shari-hari, tergantung bagaimana kita melihatnya saja. Jadi, buat
semua orangtua, dalam masa pandemi ini, kita berharap vaksin segera ada di
tahun 2021. Bertahan lebih lama lagi di rumah untuk anak-anak kita. gunakan
waktu selama pandemi ini sebaik-baiknya untuk keluarga kita,” katanya.
Berbicara tentang kreativitas, Elizabeth mengungkapkan, hal
itu merupakan insting bawaan manusia. Sehingga, kreativitas bisa berkaitan
dengan upaya mencari solusi, serta proses membuat keputusan.
“Biasanya pada saat kita dalam kondisi adem ayem, enak, atau
nyaman kreativutas jarang muncul. Namun kreativitas akan muncul kalau dalam
keadaan kepepet. Idealnya, pada masa gelap seperti masa pandemi ini harusnya
banyak kreativitas yang muncul,” ujar Elizabeth.
Untuk memancing kreativitas ini, kerjasama antara orangtua
dan anak sangat diperlukan. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan quality
time dan mendampingi anak dalam menggunakan gawai.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk
mendampingi anak mengakses internet, yaitu:
1. Komunikasi secara terbuka
2. Memanfaatkan fitur perlindungan dalam gawai
3. Menemani anak saat mengakses internet
4. Mengajai anak untuk tetap bersikap baik di dunia maya
5. Memberikan anak ruang untuk berkreasi dan mengekpresikan
diri
6. Dorong anak untuk melapor jika melihat atau mengalami
masalah di internet
(Editor: Melina)
0 Komentar